JAKARTA – Mr. Hirotaka Watanabe, ahli energi dari Japan International Cooperation Agency (JICA), menyampaikan kuliah umum bertema “Characteristics of Electric Power System and the Roles of Renewable Energies” di Sekolah Pascasarjana, Program Studi Teknik Energi Terbarukan Universitas Darma Persada (Unsada), Sabtu (05/10).
Acara tersebut dilaksanakan secara hybrid, yakni daring dan luring, dan dihadiri oleh Direktur Sekolah Pascasarjana Unsada, Dr. Ir. As Natio Lasman, Kaprodi Sekolah Pascasarjana Unsada, Dr. Eng Aep Saepul Uyun, serta para dosen dan mahasiswa Unsada.
Dalam paparannya, Mr. Watanabe mengupas tuntas tentang tantangan dan peluang dalam pengelolaan sistem tenaga listrik, serta peran penting energi terbarukan dalam transisi menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Kuliah ini memberikan pemahaman mendalam mengenai bagaimana sistem tenaga listrik beroperasi, baik dalam konteks saat ini maupun masa depan, dengan fokus pada elektrifikasi dan integrasi energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, air, dan panas bumi.
Mr. Watanabe membuka presentasinya dengan memberikan gambaran umum tentang karakteristik sistem tenaga listrik yang ada saat ini. Menurutnya, sistem tenaga listrik merupakan jaringan besar dan kompleks yang melibatkan berbagai sumber energi, seperti gas alam, minyak, dan batubara. Ia menekankan pentingnya memastikan sistem energi tersebut bekerja secara stabil dan ekonomis dari tahap produksi hingga konsumsi.
“Sistem tenaga listrik mencakup seluruh proses dari pembangkitan hingga distribusi kepada konsumen, dan perlu dikendalikan secara efisien untuk menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan,” ujar Mr. Watanabe.
Dia juga menjelaskan bagaimana perubahan kecil pada salah satu komponen sistem tenaga dapat berdampak signifikan pada keseluruhan jaringan. Ini menuntut adanya kontrol yang sangat hati-hati untuk menjaga stabilitas sistem.
Peran Energi Terbarukan dalam Sistem Listrik
Lebih lanjut, Mr. Watanabe menjelaskan tentang peran energi terbarukan dalam sistem tenaga listrik masa depan. Ia menekankan pentingnya transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, air, dan panas bumi, untuk mencapai netralitas karbon.
Menurutnya, hidrogen dapat menjadi bahan bakar alternatif yang berpotensi menggantikan bahan bakar fosil dalam memenuhi kebutuhan energi, khususnya untuk industri yang memerlukan sumber panas bersuhu tinggi.
“Penggunaan energi terbarukan menjadi sangat krusial dalam mencapai target netral karbon. Namun, kita harus memahami tantangan dalam integrasi energi terbarukan ke dalam sistem listrik, terutama terkait dengan stabilitas output yang bervariasi,” jelasnya.
Dia juga menguraikan bahwa tenaga surya dan angin, meskipun memiliki potensi besar, tetap menghadapi tantangan dalam hal ketergantungan pada kondisi cuaca. “Oleh karena itu, sistem penyimpanan energi seperti baterai dan pembangkit listrik penyimpanan pompa menjadi sangat penting untuk menstabilkan pasokan listrik dari energi terbarukan yang fluktuatif,” tambahnya.
Tantangan Pengelolaan Sistem Listrik
Pada bagian selanjutnya, Mr. Watanabe membahas tentang keunggulan dan tantangan dari sistem tenaga listrik arus bolak-balik (AC), yang banyak digunakan saat ini. Sistem AC, menurutnya, ideal untuk mengintegrasikan berbagai sumber energi terbarukan, namun memiliki kelemahan dalam hal pengendalian dan stabilitas yang sangat sensitif.
“Sistem tenaga listrik AC sangat besar dan kompleks, di mana setiap elemen saling terhubung dan mempengaruhi satu sama lain secara langsung. Hal ini menuntut adanya kontrol yang sangat hati-hati dan terus-menerus untuk menjaga kestabilannya,” ujar Mr. Watanabe.
Ia juga menjelaskan tentang generator sinkron yang digunakan untuk menjaga sinkronisasi dalam sistem tenaga AC. Generator ini berperan dalam mengontrol daya aktif dan reaktif, serta memastikan bahwa frekuensi listrik tetap stabil meskipun ada perubahan permintaan listrik dari konsumen.
Dalam sesi tanya jawab, beberapa peserta, termasuk dosen dan mahasiswa, menanyakan tentang tantangan implementasi energi terbarukan di Indonesia. Mr. Watanabe menanggapi dengan mengakui bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan, terutama dari tenaga air dan panas bumi. Namun, ia juga menyoroti beberapa kendala seperti biaya pembangunan yang tinggi, proses pengembangan yang memakan waktu, serta kebutuhan akan regulasi yang mendukung.
“Saat ini, Indonesia memiliki potensi besar dalam energi terbarukan, tetapi tantangan utamanya adalah memastikan investasi yang cukup untuk pengembangan infrastruktur serta kerangka kebijakan yang mendukung transisi energi,” jelasnya.
Mr. Watanabe menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan energi terbarukan, baik melalui insentif fiskal maupun regulasi yang mempercepat adopsi teknologi energi bersih.
Acara ini mendapatkan sambutan hangat dari para peserta, baik yang hadir secara langsung maupun daring. Dr. Ir. As Natio Lasman dalam sambutannya mengungkapkan apresiasinya terhadap kuliah umum ini dan berharap agar mahasiswa serta dosen Unsada dapat mengambil manfaat dari pengetahuan yang disampaikan oleh Mr. Watanabe. “Ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi kita semua untuk belajar langsung dari ahli energi terkemuka dunia. Kami berharap kolaborasi dengan JICA dapat terus ditingkatkan, terutama dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia,” kata Dr. As Natio.
Sumber : https://www.balpos.com/pendidikan/1795164540/mr-watanabe-bahas-karakteristik-sistem-tenaga-listrik-dan-peran-energi-terbarukan-di-general-lecturer-sekolah-pascasarjana-unsada
