
JAKARTA, KOMPASSINDO.COM – Universitas Darma Persada (UNSADA) sukses menggelar webinar bertajuk “Implementasi Ekonomi Hijau dan Ekonomi Biru dalam Mendukung Pembangunan Menuju Indonesia Emas 2045”. Acara yang diselenggarakan secara daring melalui Zoom pada Selasa, 18 Februari 2025, ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan untuk membahas strategi pembangunan berkelanjutan yang akan memperkuat daya saing Indonesia di tingkat global.

Para Pembicara dan Materi yang Disampaikan
Webinar ini menghadirkan sejumlah pembicara dari berbagai latar belakang akademik dan profesional yang membahas strategi dan tantangan dalam implementasi ekonomi hijau dan biru yaitu:
- Arif Fadillah, ST., M.Eng., Ph.D., IPM
(Kepala Persada Strategic Center (PSC) / Dosen FTK UNSADA)
Judul materi: “Road Map Penggunaan Energi Potensial dalam Transportasi Laut dalam Rangka Memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia” - Dr. Derry Wanta, M.Si., CRGM
(Blue Finance Technical Specialist ICCTF-BAPPENAS / Dosen FE UNSADA)
Judul materi: “Dukungan Pendanaan Biro dalam Mempercepat Pencapaian Target Ekonomi Biru 2045” - Dr. Ir. As Natio Lasman
(Anggota Unsur Pemangku Kepentingan Bidang Teknologi Dewan Energi Nasional / Direktur Pasca UNSADA)
Judul materi: “Peranan Transisi Energi dalam Ekonomi Hijau”
Acara ini dipandu oleh Dr. Ir. Asy’ari Daryus, SE., S.Kom.I., M.Sc., MM., M.Ag, yang juga merupakan Dosen Fakultas Teknik UNSADA.

Webinar ini dibuka secara resmi oleh Rektor UNSADA, Drs. Agus Salim Dasuki, M.Eng, yang juga bertindak sebagai keynote speaker. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa konsep ekonomi hijau dan ekonomi biru bukan hanya sekadar teori, melainkan strategi konkret untuk mencapai pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan. “Tema ini sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi bangsa kita saat ini. Keberlanjutan lingkungan menjadi faktor kunci dalam pembangunan ekonomi. Ekonomi hijau menekankan efisiensi sumber daya, energi terbarukan, serta pengurangan emisi karbon. Sementara itu, ekonomi biru berfokus pada pemanfaatan sumber daya laut yang bertanggung jawab guna mendukung kesejahteraan masyarakat tanpa merusak ekosistem,” jelasnya.
Menurutnya, dalam visi Indonesia Emas 2045, pembangunan yang hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi tanpa memperhatikan aspek keberlanjutan tidak akan cukup untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara akademisi, pemerintah, dunia usaha, serta masyarakat dalam merumuskan kebijakan dan inovasi berbasis ekonomi hijau dan ekonomi biru.
Strategi Transisi Energi untuk Indonesia Emas 2045
Dalam diskusi webinar, dibahas berbagai strategi yang perlu diterapkan untuk memastikan keberlanjutan pembangunan Indonesia. Beberapa strategi utama yang menjadi sorotan dalam diskusi ini antara lain:
1. Pengembangan Energi Terbarukan (Ekonomi Hijau)
- Meningkatkan kapasitas energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, hidro, dan biomassa untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
- Berinvestasi dalam infrastruktur hijau seperti smart grid dan teknologi penyimpanan energi (baterai) guna meningkatkan efisiensi energi.
- Mendorong elektrifikasi sektor transportasi dengan kendaraan listrik serta transportasi umum berbasis energi bersih.
2. Pemanfaatan Sumber Daya Laut (Ekonomi Biru)
- Mengembangkan energi laut, seperti arus laut, ombak, dan panas laut, untuk mendukung kebutuhan listrik di daerah pesisir dan kepulauan.
- Membangun industri biofuel berbasis laut, seperti pemanfaatan rumput laut sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
- Meningkatkan pengelolaan sumber daya kelautan secara berkelanjutan untuk memastikan ekosistem laut tetap sehat dan produktif bagi industri energi.
3. Kebijakan dan Insentif Pemerintah
- Memberikan subsidi serta insentif fiskal bagi investasi di sektor energi terbarukan dan efisiensi energi.
- Menerapkan regulasi dan perdagangan karbon untuk mendorong industri mengurangi emisi serta beralih ke energi hijau.
- Memperkuat kolaborasi internasional dalam teknologi energi bersih, investasi hijau, dan kebijakan keberlanjutan.
4. Penguatan Ekosistem Industri Hijau
- Mendorong industri menerapkan konsep circular economy guna mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.
- Menyediakan pelatihan tenaga kerja hijau agar SDM Indonesia siap bekerja dalam industri berbasis energi bersih.
- Meningkatkan riset dan inovasi teknologi energi bersih yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.
5. Partisipasi Masyarakat dan Digitalisasi
- Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap efisiensi energi dan gaya hidup ramah lingkungan.
- Memanfaatkan teknologi digital dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence – AI) untuk mengoptimalkan konsumsi energi dan mengintegrasikan sumber energi terbarukan.
Kolaborasi untuk Masa Depan Berkelanjutan
Webinar ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi berbagai pemangku kepentingan untuk bertukar gagasan, berbagi wawasan, serta merumuskan langkah-langkah strategis yang dapat diterapkan dalam dunia akademik, industri, maupun kebijakan publik.“Saya mengapresiasi seluruh panitia dan peserta yang telah berkontribusi dalam terselenggaranya kegiatan ini. Semoga webinar ini memberikan manfaat yang luas bagi kita semua dan menjadi bagian dari upaya membangun Indonesia yang lebih maju, sejahtera, dan berkelanjutan,” tutup Drs. Agus Salim Dasuki.
Melalui strategi yang tepat dan sinergi berbagai pihak, transisi menuju ekonomi hijau dan biru diyakini akan menjadi kunci dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045—sebuah masa depan di mana Indonesia menjadi negara maju dengan ekonomi yang kuat, berdaya saing global, dan berkelanjutan. (Hs)
Sumber :