Dari UNSADA ke Takushoku University: Perjalanan Azalia Raih Mimpi Lewat Program Pertukaran Pelajar
Andi Siti Azalia Razikin, mahasiswi Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang angkatan 2022, Universitas Darma Persada (UNSADA), memulai perjalanannya ke Jepang tepat di hari raya Idulfitri. Saat suasana lebaran masih terasa di Tanah Air, Azalia justru berada di pesawat menuju Tokyo untuk mengikuti program pertukaran pelajar selama satu tahun di Takushoku University—program resmi hasil kerja sama antara UNSADA dan Takushoku University.
Tiba di Jepang pada awal musim semi, Azalia langsung disambut pemandangan sakura yang bermekaran—dan juga suhu udara yang tak disangkanya. “Saya pikir udaranya cuma dingin biasa, ternyata anginnya menusuk banget. Saya sampai gemetaran karena bawaannya belum siap,” kenangnya sambil tertawa.
Azalia mengikuti perkuliahan di jurusan International Studies, dan harus menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran yang berbeda dari kampus asalnya. “Kalau di sini, dosen kasih materi garis besar, lalu kita dituntut cari tahu dan belajar sendiri. Beda banget sama di UNSADA yang sering ada diskusi langsung bareng dosen,” ungkapnya.
Untuk mengikuti program ini, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya kemampuan bahasa Jepang minimal setara JLPT N3 dan penguasaan dasar percakapan (kaiwa). Azalia mengaku, sejak awal ia memang sudah menargetkan diri untuk bisa ikut pertukaran pelajar, dan itulah yang mendorongnya belajar bahasa Jepang lebih serius. “Karena saya udah tahu mau ikut program ini, jadi belajarnya juga nggak bisa santai. Harus usaha lebih,” katanya.
Selama masa studinya, Azalia juga sempat mengunjungi beberapa kota di Jepang. Saat libur Golden Week, ia menjelajah ke Shinjuku, Kagara, dan Matsumoto di Prefektur Nagano. Di sana, ia bertemu dengan Diaz Afrian, mahasiswa UNSADA yang sedang magang di Alpico Group, serta Rahma Sensei, dosen UNSADA yang kini sedang menempuh studi doktoral di Tsukuba University.
Meski sempat mengalami culture shock dan butuh waktu untuk menyesuaikan diri, Azalia berkomitmen untuk memaksimalkan kesempatan ini. “Sudah sejauh ini, dan nggak mudah juga bisa sampai ke sini. Jadi saya nggak mau sia-siain. Pokoknya harus dimaksimalkan,” ujarnya mantap.
Kini, Azalia merasa lebih mandiri, disiplin, dan percaya diri. Ia berharap pengalamannya bisa memotivasi mahasiswa lain untuk mengambil peluang yang ada. “Kalau kamu memang pengen, jangan tunggu sampai ‘siap banget’. Jalanin aja pelan-pelan, tapi serius. Kesempatan itu nggak datang dua kali,” pesannya.
Pengalaman Azalia menjadi salah satu bukti nyata bahwa peluang belajar di luar negeri terbuka lebar bagi mahasiswa UNSADA yang memiliki tekad dan persiapan matang. Melalui program pertukaran pelajar ke Takushoku University, ia tidak hanya mendapatkan pengalaman akademik dan budaya yang berharga, tetapi juga tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri, disiplin, dan berorientasi pada tujuan. Kisah ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk berani mengambil kesempatan, memperluas wawasan global, dan terus berusaha meraih impian mereka.


