Tim Ahli Wakil Gubernur DKI Jakarta Kunjungi UNSADA, Bahas Program Beasiswa dan Kerja Sama Jepang

Pada hari Jumat, 19 September 2025, Universitas Darma Persada (UNSADA) menerima kunjungan Tim Ahli Wakil Gubernur DKI Jakarta di Ruang Rektor. Pertemuan ini dihadiri oleh jajaran Wakil Rektor UNSADA dan membahas berbagai potensi kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dan UNSADA untuk tahun 2026, khususnya dalam penguatan kualitas akademik, program beasiswa, dan pengembangan sumber daya manusia.
Dalam rapat tersebut, UNSADA menekankan pentingnya memperkuat akreditasi institusi dan program studi dengan target minimal Baik Sekali. Identitas kejepangan UNSADA juga menjadi fokus utama, sebagai ciri khas yang membedakan universitas di tingkat nasional. Saat ini, UNSADA memiliki kemitraan dengan 11 universitas dan 48 industri di Jepang. Target penerimaan mahasiswa baru hingga Oktober 2025 ditetapkan sebanyak 600 orang, dengan persyaratan kelulusan program D3 Bahasa Jepang dan S1 BKJ minimal JLPT N3. Selain itu, peringatan 30 tahun berdirinya UNSADA akan menjadi momentum untuk memperluas kerja sama dengan perusahaan Jepang melalui koordinasi dengan pihak terkait.

Pemprov DKI Jakarta memaparkan program Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) yang bertujuan mendukung mahasiswa berprestasi dari keluarga DTKS. Program ini akan diperluas hingga jenjang S2–S3, dengan skema bantuan biaya pendidikan sesuai UKT (maksimal Rp 9 juta per tahun) ditambah uang saku bagi mahasiswa yang mempertahankan IPK baik. Tahun ini, kuota penerima KJMU meningkat menjadi 27 ribu mahasiswa. Di samping itu, program KIP Kuliah secara nasional tahun ini UNSADA hanya menerima 15 mahasiswa dari 150 pendaftar, dan madrasah serta Sekolah Luar Biasa juga menjadi sasaran program KJMU.

Rapat juga menyoroti tantangan mahasiswa terkait biaya pendidikan. Banyak mahasiswa berprestasi terkendala biaya, sehingga KJMU dapat diajukan hingga semester empat, tidak hanya untuk mahasiswa baru. UNSADA diminta aktif mensosialisasikan pendaftaran DTKS di sekitar kampus. Selain itu, kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) dan pengabdian masyarakat mahasiswa diharapkan menjadi output nyata dari penerima beasiswa.
Kerja sama dengan Pemprov DKI dan Jepang menjadi fokus penting lainnya. Tim Pemprov menyoroti potensi SDM di bidang bahasa asing, khususnya Jepang dan Tiongkok, karena Jakarta sebagai kota jasa dan global memerlukan kemampuan bahasa sebagai modal utama. “Jakarta membutuhkan lebih banyak sumber daya manusia yang unggul dalam penguasaan bahasa asing, terutama Jepang dan Tiongkok, agar mampu bersaing di tingkat internasional,” ungkap salah satu perwakilan Tim Ahli Wagub DKI.
Program kelas industri sejak 2024 telah memberangkatkan siswa SMK kelas 12 untuk PKL enam bulan ke Jepang, dengan sertifikasi bahasa Jepang minimal N4. Tahun 2026, target program ini adalah memberangkatkan 500–1000 peserta, namun kendala utama adalah keterbatasan pengajar bahasa Jepang yang saat ini masih mengandalkan native secara daring.

Strategi promosi dan sosialisasi juga dibahas. UNSADA diminta proaktif menyisir sekolah-sekolah sekitar untuk mengenalkan program KJMU, sehingga jumlah mahasiswa baru dapat meningkat melalui simbiosis mutualisme. “Kami siap berkolaborasi dengan Pemprov DKI untuk memperluas akses pendidikan dan membuka lebih banyak peluang bagi mahasiswa Unsada, baik melalui jalur akademik maupun kerja sama internasional,” ujar salah satu Wakil Rektor UNSADA.
Rapat ditutup dengan rangkuman isu utama: penguatan akreditasi dan branding kejepangan UNSADA, dukungan Pemprov DKI lewat beasiswa yang lebih luas, serta tantangan berupa keterbatasan biaya mahasiswa, sosialisasi DTKS, dan minimnya pengajar bahasa Jepang. Pemprov menargetkan UNSADA sebagai prioritas kerja sama untuk menjangkau ribuan mahasiswa dan tenaga kerja yang akan diarahkan ke Jepang dalam beberapa tahun mendatang.