logo unsada-putih (1)
Chinese (Simplified)EnglishIndonesianJapanese

Helmi Andhika Pratama: Perjalanan Mahasiswa Perantau dari Palembang Menjadi Penerima Beasiswa KIP-K di UNSADA

Helmi Andhika Pratama: Perjalanan Mahasiswa Perantau dari Palembang Menjadi Penerima Beasiswa KIP-K di UNSADA

Helmi Andhika Pratama: Perjalanan Mahasiswa Perantau dari Palembang Menjadi Penerima Beasiswa KIP-K di UNSADA

Helmi Andhika Pratama, atau akrab disapa Helmi, adalah mahasiswa Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Inggris Angkatan 2025, Universitas Darma Persada (UNSADA). Berasal dari Palembang, ia datang ke Jakarta dengan tekad besar untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan membangun masa depan yang lebih baik. Kisahnya sebagai perantau sekaligus penerima Beasiswa KIP-K menjadi gambaran bagaimana kesempatan dan keberanian dapat membuka jalan baru bagi masa depan seseorang.

Helmi bercerita bahwa perjalanannya menuju UNSADA berawal secara tidak terduga. Saat beristirahat di tempat kerja, ia mencoba mencari kampus yang masih membuka pendaftaran pada bulan September. Banyak perguruan tinggi negeri sudah menutup masa pendaftaran, sehingga ia fokus mencari kampus swasta yang memiliki program studi sesuai dengan minatnya. “Saya iseng scrolling Google, cari kampus yang masih buka dan punya jurusan Bahasa dan Kebudayaan Inggris. Ketemulah UNSADA. Saya makin penasaran, lalu saya kepoin Instagramnya. Ternyata UNSADA punya banyak beasiswa, prestasi, dan kerja sama,” ungkapnya. Dari situlah ketertarikannya tumbuh menjadi keyakinan untuk mendaftar.

Memilih jurusan Bahasa dan Kebudayaan Inggris bukan keputusan tanpa alasan. Helmi memahami bahwa bahasa Inggris sudah menjadi bahasa internasional yang membuka peluang di berbagai bidang. “Saya ingin punya peluang karier secara global. Bahasa Inggris adalah bekal penting untuk itu,” ujarnya.

Proses perjuangannya mendapatkan Beasiswa KIP-K juga tidak mudah. Sebelumnya, ia pernah mendaftar KIP-K di kampus lain, tetapi belum berhasil. Dokumen yang sudah lengkap memudahkannya ketika mendaftar kembali di UNSADA. Setelah lolos seleksi berkas, ia mengikuti tahap wawancara secara daring. “Waktu wawancara jadwalnya bentrok dengan jam kerja. Akhirnya saya putuskan ambil cuti demi ikut interview. Alhamdulillah, saya lolos,” kenangnya dengan bangga.

Merantau dari Palembang ke Jakarta menghadirkan banyak penyesuaian. Ia merasakan perbedaan yang cukup besar, terutama dari lingkungan dan cara bersosialisasi. “Di Jakarta orang-orangnya lebih individual dan cuek. Bahasa sehari-hari pun harus saya sesuaikan, seperti ‘lo’ dan ‘gue’,” ujarnya sambil tersenyum. Namun pengalaman organisasi saat SMA membantunya cepat beradaptasi dengan lingkungan baru di kampus.

Bagi Helmi, Beasiswa KIP-K memiliki dampak besar dalam hidupnya sebagai mahasiswa perantauan. “Beasiswa ini sangat membantu. Biaya pendidikan, biaya hidup, semuanya terbantu. Jadi saya bisa fokus belajar tanpa khawatir soal biaya,” jelasnya.

Ia juga memberikan pesan untuk teman-teman dari daerah lain yang ingin melanjutkan pendidikan melalui beasiswa. “Jangan berkecil hati. Di luar sana banyak sekali beasiswa, baik dari pemerintah maupun nonpemerintah. Tinggal rajin update informasi dan berani mencoba,” pesannya.

Di masa depan, Helmi berharap dapat kembali ke Palembang dengan membawa ilmu yang ia pelajari. “Saya ingin menjadi pengajar bahasa Inggris dan menerapkan ilmu dari UNSADA untuk membantu pendidikan di kota saya,” tutupnya.

Recent Posts

Follow Us

Share on facebook
Share on whatsapp
Share on twitter
Share on linkedin

QUICK LINKS

Weekly Newsletter

© All rights reserved Darma Persada University

Butuh Informasi ? Chat dengan kami
Kirim Pesan
Terima kasih telah menghubungi kami, silahkan ajukan informasi apa yang mau anda tanyakan