JAKARTA, KOMPASSINDO.COM — Universitas Darma Persada (UNSADA) kembali menunjukkan komitmennya dalam mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan Jepang melalui penyelenggaraan acara pengenalan budaya Jepang yang dikemas dalam bentuk workshop bertajuk “Japanese Tea Ceremony and Basic Rules for Wearing Kimono”, pada Senin siang (11/11), bertempat di Aula Grha Wira Bakti, Kampus UNSADA, Jakarta.
Acara ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai SMA dan SMK di wilayah Jakarta dan Bekasi, serta civitas akademika UNSADA. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan berbagai aspek budaya Jepang secara langsung kepada generasi muda Indonesia, sekaligus mempererat tali persahabatan antar kedua bangsa.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini:
- Ms. Sachiko Hattori, CEO & Chef Heart’n Tree
- Mr. Masato Hattori, Sekretaris Jenderal Beautiful Village Tsurui Village Tourism Association (NPO)
Dalam sambutannya, Wakil Ketua Umum Melati Sakura Foundation, Ismadji Hadisoemarto, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pembelajaran budaya, melainkan bentuk apresiasi mendalam terhadap nilai-nilai luhur dalam tradisi Jepang.
“Kita semua dapat berkumpul dalam keadaan sehat untuk mengikuti kegiatan yang bertujuan mengenalkan tata cara minum teh dan memakai kimono, sebagai bagian dari warisan budaya Jepang yang sangat kaya dan mendunia,” ujar Ismadji.
Upacara minum teh Jepang (Chanoyu) diperkenalkan sebagai praktik yang sarat filosofi, mengajarkan ketenangan, kesederhanaan, dan penghargaan terhadap setiap momen kehidupan. Sementara itu, pemakaian kimono tidak hanya dilihat dari sisi estetika, tetapi juga merupakan wujud penghormatan terhadap tradisi dan nilai-nilai harmoni, kesopanan, serta keindahan yang abadi.
Untuk memberikan wawasan yang lebih dalam, acara ini juga menayangkan video dokumenter berdurasi 20 menit tentang Desa Tsurui di Hokkaido, Jepang—sebuah desa yang dikenal akan keindahan alamnya serta kelestarian budaya lokal. Video ini membuka cakrawala peserta tentang kehidupan masyarakat Jepang di daerah pedesaan.
Selanjutnya, sesi demonstrasi pemakaian kimono yang baik dan benar menjadi daya tarik tersendiri. Para peserta diberi kesempatan untuk bertanya langsung kepada narasumber, dan bagi yang aktif bertanya diberikan merchandise menarik sebagai bentuk apresiasi.
Acara juga dimeriahkan oleh presentasi dari Kaori Yajima, perwakilan dari program “Study in Japan”. Dalam sesi berdurasi 15 menit ini, peserta memperoleh informasi terkait peluang beasiswa, universitas-universitas terkemuka, serta gambaran kehidupan pelajar internasional di Jepang.
Menutup rangkaian acara, digelar upacara minum teh tradisional Jepang yang dibawakan secara mendalam dengan penjelasan mengenai etika serta filosofi di balik setiap langkah upacara tersebut. Beberapa peserta berkesempatan untuk mengikuti langsung prosesi ini dan mendapatkan souvenir khas Jepang.
Sebagai penutup, perwakilan dari UNSADA, Ivana Panca Saputri, menyampaikan pemaparan mengenai berbagai fakultas dan program studi yang tersedia di UNSADA. Hal ini diharapkan dapat mendorong minat siswa-siswi untuk melanjutkan studi di UNSADA sekaligus memperdalam pemahaman mereka tentang budaya global.
Melalui kegiatan ini, UNSADA tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan tinggi, tetapi juga sebagai jembatan budaya antara Indonesia dan Jepang. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat generasi muda dalam memahami, menghargai, dan merawat keberagaman budaya dunia, serta mempererat hubungan diplomatik dan sosial antara kedua negara.
