Pelaporan Program Magang dan Pertukaran Pelajar Periode Genap 2025/2026
Pada Jumat, 3 Oktober 2025, Universitas Darma Persada (UNSADA) menyelenggarakan kegiatan Pelaporan Program Magang dan Pertukaran Pelajar Periode Genap 2025/2026 di Ruang Sasana Wiyata, Gedung Rektorat UNSADA. Acara ini menjadi ajang bagi mahasiswa untuk memaparkan pengalaman, pembelajaran, serta tantangan yang mereka hadapi selama mengikuti program di Jepang.
Sebanyak enam mahasiswa berkesempatan untuk mengikuti program ini, yaitu Excel Muhammad Ramadhan (Prodi Sistem Informasi), Antonius Andrian Chiyuka (Prodi Teknik Mesin), Diaz Afrian (Prodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang), Riyan Wahyudi (Prodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang), Bayu Akira (Prodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang), serta Fitria Tamara (Prodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang).
Excel Muhammad Ramadhan menjalani magang di Ninomiya Manufacturing. Ia terlibat dalam desain CAD/CAM, pengoperasian mesin laser cutting, bending, pengelasan, hingga perakitan. Tidak hanya itu, ia juga belajar mengenai inspeksi, pengecatan, dan manajemen produksi. Menurutnya, penerapan kaizen atau perbaikan berkelanjutan yang menjadi ciri khas Jepang sangat menginspirasi. “Di Ninomiya, setiap individu dilihat potensinya. Itu membuat saya lebih percaya diri untuk terus berkembang,” ungkap Excel.
Antonius Andrian Chiyuka, yang juga magang di Ninomiya Manufacturing, dari pengalamannya, ia menekankan pentingnya disiplin kerja dan kepatuhan pada standar operasional. “Saya terbiasa harus tepat waktu dan menyelesaikan tugas sesuai prosedur. Itu jadi bekal penting untuk diri saya sendiri,” ujarnya. Antonius juga membagikan idenya dalam menata kabel produksi agar lebih rapi dan efisien.
Berbeda dengan keduanya, Diaz Afrian ditempatkan di Alpico Group, sebuah perusahaan besar di bidang transportasi, supermarket, dan perhotelan. Ia menjalani internship di Hotel Buena Vista dan Hotel Alpico Plaza. Tugasnya meliputi guest service, bell service, hingga bekerja di restoran. “Selama enam bulan, saya banyak belajar tentang hospitality Jepang. Keramahan dan ketepatan waktu benar-benar budaya kerja yang patut dicontoh,” tutur Diaz.
Riyan Wahyudi mendapat pengalaman magang di Softem Co., Ltd Jepang serta PT SMI Indonesia. Ia mendalami bidang teknologi informasi, mulai dari pembuatan homepage, proyek Java, hingga pelatihan percakapan bahasa Jepang mingguan. “Kombinasi keterampilan IT dan bahasa Jepang membuat saya semakin yakin dengan peluang kerja setelah lulus,” kata Riyan.
Bayu Akira mengikuti program pertukaran pelajar di Hiroshima University. Selain menempuh studi, ia aktif dalam klub badminton dan turut berkumpul dengan pelajar Indonesia di Hiroshima untuk memperkenalkan angklung kepada masyarakat setempat. Ia juga mencoba bekerja paruh waktu di kantin kampus dan Lawson. “Meski ada tantangan finansial, saya tetap berusaha mandiri. Itu membuat pengalaman belajar di Jepang semakin berkesan,” ujarnya.
Fitria Tamara menempuh pertukaran pelajar di Toyo University melalui Inter-University Exchange Project (IUEP). Ia mengambil mata kuliah internasional seperti Advanced Japanese, Culture of Japanese Anime, dan Professional Purposes. Salah satu tantangan yang ia hadapi adalah kesulitan beradaptasi dengan bahasa Jepang bisnis. “Awalnya sulit, tapi dengan kursus tambahan dan latihan bersama mentor, saya bisa beradaptasi. Dari situ saya belajar untuk lebih berani keluar dari zona nyaman,” jelas Fitria.
Acara pelaporan ditutup dengan pemberian sertifikat kepada para mahasiswa yang telah mengikuti program di Jepang dan sesi foto bersama. Melalui program ini, UNSADA berharap pengalaman para mahasiswa dapat menjadi inspirasi serta motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus mengukir prestasi di kancah internasional.